Pandangan Religi Masyarakat Jepang#3 Ternyata Begini Pandanagan Masyarakat Jepang Tentang Religi

pandangan religi orang jepang

Bagaimana sebenarnya pandangan masyarakat Jepang soal religi???
Mari kita sama-sama bahas disini,

Pasti sudah pernah dengar kalau angka bunuh diri di Jepang. Bagi orang Jepang. hukuman yang terberat adalah hukuman sosial, baik itu ada hubungan dengan ranah hukum ataupun tidak. Hukuman yang berupa pandangan miring itu yang terberat, dan mempunyai andil pada tingginya angka bunuh diri.

Di negara jepang, agama tida diijinkan diangkat ke publik. Maksudnya, negara tidak ikut mencampuri agama yang dianut masyarakatnya. Apakah berarti di Jepang tidak ada sekolah yang berbasis agama? Apakah mereka tidak percaya dengan adanya tuhan? Ternyata bukan seperti itu.


Sekolah yang berbasis agama Kristen, Katolik, Buddha itu ada. Hanya saja, negara tidak mengurusi hal-hal yang menyangkut keyakinan tersebut. Orang Jepang banyak yang heran saat mendengar siswa-siswa di indonesia menggelar doa bersama menjelang Ujian Nasional. Bahkan mata pelajaran agama menjadi bagian penting kurikulum pendidikan, dari level TK hingga Perguruan Tinggi. Kartu penduduk pun ada keterangan agama. 

Jadi, bagaimana pandangan orang Jepang dalam beragama?
simpulannya begini : Orang Jepang percaya ada sesuatu yang besar diluar dirinya 

Dalam alam semesta ini ada sesuatu yang besar, yang dianggap bisa mengayomi dan melindungi manusia yang lemah. Bedanya, sesuatu yang dianggap besar oleh orang jepang itu merupakan sesuatu yang bisa dilihat dan diraba. Atau tinggal di dalam sesuatu tersebut. 

kuil shinto
pohon keramat yang dipercaya memiliki kekuatan besar di dalamnya

Ada Tento-sama yang Mengendalikan Sifat Buruk

Kalau kita berbuat buruk, maka akan ada hukuman atau pringatan dari Allah. Bagaimana dengan orang Jepang?

Beberapa mualaf Jepang mengatakan, sejak kecil mereka diajari pendidikan moral yang disamping itu juga diajari tentang keberadaan Tento-sama (テント様)  yang merupakan keturunan Dewa Matahari. Mereka percaya ketika ingin melakukan perbuatan buruk dan selalu mengingat Tento-sama yang selalu melihat, maka keinginan itu bisa dikendalikan oleh dirinya sendiri. 

Apakah Tento-sama itu identik dengan Tuhan yang maha pengampun dan maha pengasih? Ternyata bukan, dia hanya diimajinasikan untuk membuat pencitraan agar seseorang lebih bisa mengendalikan prilakunya.


sistematika rasa takut orang Jepang


Jika seseorang telah berbuat salah maka dia akan terus merasa berdosa dan bersalah karenakan selalu mengingat ajaran bahwa Tento-sama selalu melihat. Jika berprilaku buruk mengakibatkan orang lain, maka dia akan mendapatkan 罰が当たる bachi ga ataru , yaitu karma akibat prilaku buruk. 

Tentang karma, kebnyakan dari orang jepang tidak menghubungkan dengan adanya kehidupan setelah mati. Dalam hal ini ada kolaborasi antara ajaran Shinto dengan ajaran buddha yang mempercayai reinkarnasi. 

Berkaitan dengan hukuman sosial ranah hukum adalah hukuman 刑務所keimusho, masuk lembaga permasyarakatan. Terlepas dari itu, sebenarnya hukuman terberatnya adalah hukuman sosial yang berupa pandangan miring masyarakat sekitar terhadap pelaku, dan tidak jarang hal ini menjadi pemicu tertinggi kasus bunuh diri di Jepang.

都合がいいこと (tsugou ga ii koto)
Cara Pikir Pragmatis untuk Memohon kepada Tuhan



Masyarakat Jepang kebanyakan hidup dalam berapa keyakinan sekaligus. Intinya mereka tidak mau diribetkan dengan satu keyakinan yang diyakini kebenaarannya. Yang penting baik dan nyaman di kehidupan. Seperti anak yang baru lahir diberkati di kuil Shinto, meninngal diurusi oleh petinggi kuil Buddha dan menikah diberkati di gereja.

Sejak lahir sampai masa kanak-kanak mereka diberkati di kuil Shinto dengan harapan agar tumbuh sehat dan cerdas. Di masa-masa sekolah mereka pergi ke kuil Shinto untuk memohon kelancaran pendidikan. 


Kuil fushimi inari
Kuil Fushimi Inari (kyoto) yang di dalamnya terdapat 
banyak permohonan dari siswa agar dilancarkan dalam 
ujian masuk sekolah.



Demikian gambaran pragmatisme kehidupan religi masyarakat Jepang.



 











Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "Pandangan Religi Masyarakat Jepang#3 Ternyata Begini Pandanagan Masyarakat Jepang Tentang Religi"

Post a Comment