Pandangan Religi Masyarakat Jepang#3 Ternyata Begini Pandanagan Masyarakat Jepang Tentang Religi
Di negara jepang, agama tida diijinkan diangkat ke publik. Maksudnya, negara tidak ikut mencampuri agama yang dianut masyarakatnya. Apakah berarti di Jepang tidak ada sekolah yang berbasis agama? Apakah mereka tidak percaya dengan adanya tuhan? Ternyata bukan seperti itu.
Dalam alam semesta ini ada sesuatu yang besar, yang dianggap bisa mengayomi dan melindungi manusia yang lemah. Bedanya, sesuatu yang dianggap besar oleh orang jepang itu merupakan sesuatu yang bisa dilihat dan diraba. Atau tinggal di dalam sesuatu tersebut.
pohon keramat yang dipercaya memiliki kekuatan besar di dalamnya |
Ada Tento-sama yang Mengendalikan Sifat Buruk
Beberapa mualaf Jepang mengatakan, sejak kecil mereka diajari pendidikan moral yang disamping itu juga diajari tentang keberadaan Tento-sama (テント様) yang merupakan keturunan Dewa Matahari. Mereka percaya ketika ingin melakukan perbuatan buruk dan selalu mengingat Tento-sama yang selalu melihat, maka keinginan itu bisa dikendalikan oleh dirinya sendiri.
Apakah Tento-sama itu identik dengan Tuhan yang maha pengampun dan maha pengasih? Ternyata bukan, dia hanya diimajinasikan untuk membuat pencitraan agar seseorang lebih bisa mengendalikan prilakunya.
Jika seseorang telah berbuat salah maka dia akan terus merasa berdosa dan bersalah karenakan selalu mengingat ajaran bahwa Tento-sama selalu melihat. Jika berprilaku buruk mengakibatkan orang lain, maka dia akan mendapatkan 罰が当たる bachi ga ataru , yaitu karma akibat prilaku buruk.
Tentang karma, kebnyakan dari orang jepang tidak menghubungkan dengan adanya kehidupan setelah mati. Dalam hal ini ada kolaborasi antara ajaran Shinto dengan ajaran buddha yang mempercayai reinkarnasi.
Berkaitan dengan hukuman sosial ranah hukum adalah hukuman 刑務所keimusho, masuk lembaga permasyarakatan. Terlepas dari itu, sebenarnya hukuman terberatnya adalah hukuman sosial yang berupa pandangan miring masyarakat sekitar terhadap pelaku, dan tidak jarang hal ini menjadi pemicu tertinggi kasus bunuh diri di Jepang.
都合がいいこと (tsugou ga ii koto)
Cara Pikir Pragmatis untuk Memohon kepada Tuhan
Sejak lahir sampai masa kanak-kanak mereka diberkati di kuil Shinto dengan harapan agar tumbuh sehat dan cerdas. Di masa-masa sekolah mereka pergi ke kuil Shinto untuk memohon kelancaran pendidikan.
Kuil Fushimi Inari (kyoto) yang di dalamnya terdapat banyak permohonan dari siswa agar dilancarkan dalam ujian masuk sekolah. |
0 Response to "Pandangan Religi Masyarakat Jepang#3 Ternyata Begini Pandanagan Masyarakat Jepang Tentang Religi"
Post a Comment